Editor : Aulia Miftahul Huda, S.Psi. (BKK SMKN 1 Tasikmalaya)
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan aspek intelektual semata bagi peserta didik. Namun aspek emosional dan spiritual juga menjadi kunci kesuksesan dalam pendidikan karakter. Hal ini berkaitan dengan aspek perilaku, sikap, cara, dan kualitas yang membedakan antar individu satu dengan lainnya. Sekolah yang merupakan tempat atau sarana dalam upaya mencapai tujuan Pendidikan, haruslah mengedepankan kenyamanan, kesenangan dan kegembiraan
Namun dalam kenyataannya, Pendidikan saat ini seringkali menimbulkan tekanan dan kekhawatiran bagi peserta didik, guru, bahkan orang tua, karena secara masif cenderung lebih mementingkan hasil akhir dalam bentuk nilai angka (akademis). Guru dan peserta didik lebih berfokus bagaimana agar perolehan nilai pada aspek kognitif menjadi bagus, sehingga aspek lainnya menjadi kurang mendapat perhatian khusus. Beberapa aspek penting terabaikan, seperti olahraga (kinestesis), olah rasa (estetik), dan olah hati (etik/spiritual). Padahal pencapaian prestasi dari sisi akademik tidak sepenuhnya membantu dan menjamin peserta didik memiliki hard skill yang baik. Untuk membentuk insan yang terdidik, justru peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan soft skill yang baik. Kesalahan terhadap tujuan utama pendidikan dalam jangka panjang akan memberi dampak negatif pada pembentukan karakter yang kurang baik pula, seperti tidak percaya diri, malas, tidak bertanggung jawab, berkurangnya etika dan sikap sosial (anti sosial) pada peserta didik.
Kondisi tersebut di atas tentu saja tidak bisa dibiarkan, dibutuhkan sebuah konsep yang mampu menjawab tantangan zaman, salah satunya dengan penciptaan ekosistem pendidikan ramah anak dan menyenangkan. Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) adalah gerakan ‘merdeka belajar’ untuk menciptakan budaya belajar yang kritis, kreatif, mandiri dan menyenangkan di sekolah. Gerakan ini berupaya membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah, dan pemangku kebijakan pendidikan dalam merancang sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar. Gerakan ini dapat terlaksana dengan maksimal apabila terjalin kerja sama yang kuat antara guru, peserta didik, serta orang tua. Melalui tiga komponen tersebut, GSM diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk membangun lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.
Konsep transformasi melalui penciptaan lingkungan belajar yang menyenangkan menjadi prinsip GSM yaitu learning environment (lingkungan belajar yang nyaman), pedagogical practice (model pembelajaran yang praktis), character development (pembentukan karakter), dan school connectednes (Pelibatan semua pihak terkait). Keempat prinsip tersebut memberikan ruang bagi aktivitas fisik maupun emosi. Peserta didik dapat merasakan interaksi yang positif dengan tumbuhnya rasa saling menghargai dalam setiap aktivitas. Konsep ini bertujuan untuk mempromosikan pendidikan berkualitas bagi semua kalangan dan berupaya memenuhi hak-hak peserta didik dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggungjawab.
Model pembelajaran yang adaptif di sekolah tidak kalah penting, sebab model pembelajaran dalam pendidikan merupakan pijakan dalam upaya pengembangan perilaku guru dan peserta didik selama kegiatan pembelajaran, selain mengubah perilaku dalam model pembelajaran juga membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut perlu disusun sebuah Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) agar SMKN 1 Tasikmalaya menjadi sekolah yang mampu memberi ruang otonomi lahirnya berbagai keunikan sehingga potensi/talenta peserta didik dapat berkembang menjadi dirinya sendiri, sesuai versi terbaik mereka yang memiliki budaya belajar yang kritis, kreatif, mandiri dan menyenangkan sehingga mereka lebih siap menghadapi berbagai tantangan perubahan yang tidak menentu.
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di SMKN 1 Tasikmalaya telah dilaksanakan kegiatan Workshop selama 3 hari pada tanggal 19 – 21 Januari 2021 yang diprakarsai oleh Kepala SMKN 1 Tasikmalaya dengan membentuk Tim Pengembangan GSM yang terdiri dari Tim Guru BK (Bimbingan dan Konseling), Wakasek bidang Humas dan wakasek bidang Kesiswaan. Peserta Kegiatan Workshop ini melibatkan semua tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan SMKN 1 Tasikmalaya. Adapun tujuan workshop ini adalah untuk menyamakan persepsi semua warga sekolah mengenai pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan(GSM) dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik yang mampu berkembang sesuai dengan potensinya, kualitas lulusan dan kualitas Pendidikan pada umumnya.
Kegiatan workshop yang telah dilaksanakan telah berhasil membuka mindset/polapikir para tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan SMKN 1 Tasikmalaya. Hal ini ditunjukan dengan berkobarnya semangat, terutama para pendidik/guru untuk mengubah dan memperbaiki cara mengajar, mendidik, dan memperlakukan peserta didik dengan cara yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan. Kobaran semangat ini mereka tunjukkan di akhir kegiatan workshop tersebut pada sesi refleksi. Setelah mengikuti kegiatan workshop ini diharapkan semua warga SMKN 1 Tasikmalaya dapat “Berubah, berbagi dan berkolaborasi” sesuai dengan jargon dari Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).
Beri Komentar